“Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah); maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut, yahudi, nasrani, majusi, atau dia masuk ke dalam Islam”.(hadits riwayat Imam Al Bukhari)
Dari sinilah mengapa kita harus mengilmui apa apa dan bagaimana pendidikan yang harus kita terapkan untuk buah hati kita. Salah dalam menddik akan fatal akibatnya, karena tidak hanya dampak di dunia yang akan dirasa namun lebih kepada pertanggung jawaban kita kelak diakhirat.
Berikut adalah beberapa point mengenai etiket yang dapat kita ajarkan untuk buah hati agar menjadi insan yang sholih lagi mushlih, berhias adab dan akhlaq islami.
ü Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus.
ü Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.
ü Dilarang tidur tertelungkup dan dibiasakan ·tidur dengan miring ke kanan.
ü Dihindarkan tidak memakai pakaian atau celana yang pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.
ü Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.
ü Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap rakus.
ü Dilarang bermain dengan hidungnya.
ü Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak makan.
ü Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang lain.
ü Tidak memandang dengan tajam kepada makanan maupun kepada orang yang makan.
ü Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik.
ü Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.
ü Dibiasakan kebersihan mulut dengan menggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan, sebelum tidur, dan sehabis bangun tidur.
ü Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.
ü Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
ü Dibiasakan membaca “Alhamdulillah” jika bersin, dan mengatakan “Yarhamukallah” kepada orang yang bersin jika membaca “Alhamdulillah”.
ü Supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.
ü Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.
ü Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata: Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).
ü Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
ü Dibiasakan bejalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.
ü Tidak membuang sampah dijalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.
ü Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan “Assalamu ‘Alaikum” serta membalas salam orang yang mengucapkannya.
ü Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.
ü Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.
ü Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
ü Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.
ü Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
ü Ditanamkan kepada anak agar senang pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola, mobil-mobilan, miniatur pesawat terbang, dan lain-lainnya. Dan ditanamkan kepadanya agar membenci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia dan hewan.
ü Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri.
(Silahkan lihat Ahmad Iuuddin Al Bayanuni,MinhajAt TarbiyahAsh Shalihah.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar